Kota Jepara tidak bisa di pisahkan dengan seni kayu ukirnya, seolah karya seni ukir sudah mendarah daging dan menjadi ikon Kota Jepara, jika kita datang ke Kota Jeparakita akan akan melihat berbagai keindahan karya seni ukir yang berbentuk mebel dan pernak pernik kecil lainnya.
setelah berkunjung ke masjid
demak biasanya para wisatawan menyempatkan datang ke jepara untuk
membeli rehal atau kayu penyangga kitab suci Al-Qur’an. banyak tempat
menjual rehal tetapi di jepara lebih istimewa, disamping memang terbuat
dari kayu jati ukiran dan kehalusan cat kayunya lebih unggul dan lagi
soal harga memang lebih bersahabat.
Di sepanjang jalan kota jepara di
kanan-kiri anda akan dimanjakan oleh banyak toko dan gallery aneka mebel
kayu jati. konon adanya seni ukir kayu jati di jepara ini sudah ada
sejak pemerintahan Ratu Kaliamat pada tahun 1521-1546.
sang Ratu
memerintahkan seorang menterinya yang bernama Sungging Badarduwung
yang merupakan ahli ukir untuk membuat Masjid Mantingan dan Makam untuk
suaminya untuk memperindah makam dan masjid dengan ukiran. dan anak
perempuan Ratu kaliamat yang bernama Retno Kencono juga sangat berjasa
dalam perkembangan kayu ukir di jepara.
Ada pula sejarah yang mengatakan konon
alkisah seorang Raja dari Kerajaan Majapahit yaitu Raja Brawijaya yang
inggin memiliki lukisan istrinya dalam keadaan telanjang sebagai bukti
rasa cintanya kepada sang permaisuri, akhirnya diperintahkan seorang
ahli lukis yang bernama Joko Sungging untuk melukis istrinya.
tetapi
dengan syarat Joko Sungging tidak boleh melihat istinya secara langsung.
akhirnya Joko Sungging melukis sang permaisuri dengan hanya ber
imajinasi. setelah lukisan selesai dan diserahkan kepada raja, beliau
sangat gembira dengan hasil karya Joko Sungging yang sempurna, tetapi
ada satu kesalahan yang membuat raja marah yaitu keberadaan titik yang
menyerupai tahi lalat pada paha sang permaisuri, padahal itu sebenarnya
adalah tetesan cat yang tidak sengaja menetes pada lukisan sang
permaisuri, ternyata letak tetesan cat itu sama persis dengan posisi
tahi lalat sang permaisuri, raja murka lalu menghukum Joko Sungging
dengan mengikatnya dengan layang-layang dan menerbangkan nya, akhirnya
layang-layang Joko Sungging mendarat dan terdampar di belakang gunung
yang daerah itu mempunyai nama jepara. akhirnya Joko Sungging banyak
mengajarkan seni lukis dan ukir di daerah itu hingga sampai sekarang
jepara terkenal dengan seni ukir kayu.
Berkujung ke jepara tidak lengkap
rasanya jika tidak membeli oleh-oleh ukiran kayu khas jepara. selain
memang halus pengerjaanya juga harga yang bersahabat.