Lidahnya menjilati pentilku yang mungil dan keras itu. Aku semakin menggelinjang. Tanganku menyusup ke bawah ke selangkangannya. Kupegang kon tolnya yang masih agak lemas. Kumainkan kon tolnya dengan jari2ku yang lentik. Mau tak mau kon tolnya mulai hidup kembali. Aku dengan lembut mengocok kon tolnya. Sambil masih mengulum pentilku, tangan kanannya kembali bergerilya di daerah no nokku. Jarinya dirapatkan dan ditekan ke bukit no nokku sembari digerakkan memutar. Aku juga menimpali dengan menggoyangkan pantatku dengan gerakan memutar yang seirama.
"Mas .... aaahhhh Mas .... enak Mas ... ahhh terus ... iya." Sambil mendesah aku menarik pantatnya mendekat ke kepalaku. Akhirnya dia terpaksa melepaskan hisapannya di pentilku dan duduk berlutut di sisiku. Aku terus menekan pantatnya sampai akhirnya mulutku mencapai kon tolnya yang sudah tegak menantang. Tangan kirinya ditempatkan dibelakang kepalaku untuk menyangga kepalaku yang agak terangkat. kon tolnya kembali kukulum dan kujilati. "Oooh Sin ... enak Sin ... aku suka Sin ..."
Diapun menggerakkan pantatnya maju mundur. Aku membuka lebar mulutku dan menjulurkan lidahku sehingga kon tolnya meluncur masuk keluar mulutku tergesek lidahku. Sementara itu tangan kanannya terus menekan dan memutari no nokku. Kadang jarinya diselipkan ke celah no nokku dan mengusap it il ku. "Ahhh Mas ... Sintia nggak tahan Mas ... ahhhhh .. iya ...aaahhhh."
Dia segera merubah posisi. Kedua tangan ku diletakkan di belakang
lututku dan membuka kedua lututku.Dia mengangkat pahaku sehingga no
nokku menganga menghadap ke atas. Aku menahan dengan kedua tangan di
belakang lututku. Dia duduk bersimpuh di hadapan no nokku. kon tolnya
diarahkannya ke no nokku yang sudah menganga itu. Dia menusukan kepala
kon tolnya ke no nokku dan dia tahan disana. Kemudian dengan tangan
kanannya digerakkannya kon tolnya memutari mulut no nokku.
"Maassss .. ahhhhh ... nggak tahan ... ayo ... ahhhhhh." Dia sengaja tidak mau terlalu cepat menusukkan kon tolnya ke no nokku. Dia menggesek2an kepala kon tolnya ke it il ku. Aku semakin menggelinjang menahan nikmat. Akhirnya tanggul ku bobol juga. Tak heran, dengan gosokan jari saja aku tadi bisa mencapai orgasme apalagi ini dengan kepala kon tolnya, tentu rangsangannya lebih dahsyat.
"Aaaahhhhhhhhhhhhhh..ahhhhhhhhhhhhh Massssssss." Rintihan itu sekaligus menandai melelehnya cairan bening dari no nokku. Aku kembali mengalami puncak orgasme hanya dengan gosokan di it ilku.
"Maassss .. ahhhhh ... nggak tahan ... ayo ... ahhhhhh." Dia sengaja tidak mau terlalu cepat menusukkan kon tolnya ke no nokku. Dia menggesek2an kepala kon tolnya ke it il ku. Aku semakin menggelinjang menahan nikmat. Akhirnya tanggul ku bobol juga. Tak heran, dengan gosokan jari saja aku tadi bisa mencapai orgasme apalagi ini dengan kepala kon tolnya, tentu rangsangannya lebih dahsyat.
"Aaaahhhhhhhhhhhhhh..ahhhhhhhhhhhhh Massssssss." Rintihan itu sekaligus menandai melelehnya cairan bening dari no nokku. Aku kembali mengalami puncak orgasme hanya dengan gosokan di it ilku.
Kali ini dia memasukkan batang kon tolnya seluruhnya kedalam no nokku.
Dia berbaring telungkup diatas tubuh molek ku sambil menumpukan berat
badannya di kedua sikunya. Dia mencium lembut mulutku yang masih terbuka
sedikit. Aku membalas ciumannya dan mengulum bibirnya. Dia membiarkan
kon tolnya terbenam dalam no nokku. Dia berbisik : "Sin ... nikmat ya
..."
"Oh Mas ... Sintia sampai nggak tahan ... nikmat Mas .." Perlahan dengan gerakan yang sangat lembut dia mulai memompa batang kon tolnya ke dalam no nokku yang sudah basah kuyup. Dia tahu aku pasti bisa orgasme lagi dan kali ini dia ingin merasakan semburan lumpur panas di batang kon tolnya. "Ayo Sin ....nikmati lagi ... jangan ditahan .. aku akan pelan2." "Ahhhh .. iya Mas .... Sintia pengin lagi ..ahhhhh." Masih dengan sangat pelan dia memompa terus kon tolnya ke no nokku yang ternyata masih sempit untuk ukuran wanita yang sudah menikah 2 tahun. Toketku yang menyembul tegak menggesek2 dadanya ketika dia turun naik. Sungguh sensasi yang luar biasa. Sengaja dia menggesekkan dadanya ke toketku. "Aaaahhhhh ... ahhhhhhh ... iya ... ahhhhh .. Sintia terangsang lagi Mas ...iya .... ."
Kali ini dia memompa sedikit lebih kuat dan cepat. Aku menanggapinya dengan memutar pantatku sehingga kon tolnya rasanya seperti di peras2 dalam no nokku. Gerakkan ku semakin liar, tanganku sudah tidak lagi menahan lututku tapi memegang pantatnya dan menekannya dengan keras ke tubuhku. "Aaaaahhhhhh .... Mas ..... aaaahhhhhhh" Dia semakin kencang dan dalam memompa pantatnya. Mata ku sudah terpejam rapat, kepalaku menggeleng2 liar ke kiri ke kanan seperti yang kulakukan di sofa tadi. Gerakanku semakin ganas dan "Aaaaaaaaa.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ........."
Aku melenguh panjang sambil menegangkan seluruh otot di tubuhku. Dia menekan dalam2 kon tolnya ke no nokku. Jelas dia merasakan aliran hangat di sekujur batang kon tolnya. Tubuh ku masih terbujur kaku. Dia pun menghentikan seluruh gerakannya sambil terus menekan no nokku dengan kon tolnya. Beberapa saat sepertinya waktu terhenti. Tidak ada suara, tidak ada gerakan dari kami berdua. Dia memberi kesempatan kepada ku untuk menikmati klimaks yang barusan aku dapat.
"Oh Mas ... Sintia sampai nggak tahan ... nikmat Mas .." Perlahan dengan gerakan yang sangat lembut dia mulai memompa batang kon tolnya ke dalam no nokku yang sudah basah kuyup. Dia tahu aku pasti bisa orgasme lagi dan kali ini dia ingin merasakan semburan lumpur panas di batang kon tolnya. "Ayo Sin ....nikmati lagi ... jangan ditahan .. aku akan pelan2." "Ahhhh .. iya Mas .... Sintia pengin lagi ..ahhhhh." Masih dengan sangat pelan dia memompa terus kon tolnya ke no nokku yang ternyata masih sempit untuk ukuran wanita yang sudah menikah 2 tahun. Toketku yang menyembul tegak menggesek2 dadanya ketika dia turun naik. Sungguh sensasi yang luar biasa. Sengaja dia menggesekkan dadanya ke toketku. "Aaaahhhhh ... ahhhhhhh ... iya ... ahhhhh .. Sintia terangsang lagi Mas ...iya .... ."
Kali ini dia memompa sedikit lebih kuat dan cepat. Aku menanggapinya dengan memutar pantatku sehingga kon tolnya rasanya seperti di peras2 dalam no nokku. Gerakkan ku semakin liar, tanganku sudah tidak lagi menahan lututku tapi memegang pantatnya dan menekannya dengan keras ke tubuhku. "Aaaaahhhhhh .... Mas ..... aaaahhhhhhh" Dia semakin kencang dan dalam memompa pantatnya. Mata ku sudah terpejam rapat, kepalaku menggeleng2 liar ke kiri ke kanan seperti yang kulakukan di sofa tadi. Gerakanku semakin ganas dan "Aaaaaaaaa.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ........."
Aku melenguh panjang sambil menegangkan seluruh otot di tubuhku. Dia menekan dalam2 kon tolnya ke no nokku. Jelas dia merasakan aliran hangat di sekujur batang kon tolnya. Tubuh ku masih terbujur kaku. Dia pun menghentikan seluruh gerakannya sambil terus menekan no nokku dengan kon tolnya. Beberapa saat sepertinya waktu terhenti. Tidak ada suara, tidak ada gerakan dari kami berdua. Dia memberi kesempatan kepada ku untuk menikmati klimaks yang barusan aku dapat.
Akhirnya badan ku mulai mengendur. Tanganku membelai lembut kapalanya.
Bibirku mencari bibirnya untuk dihadiahi ciuman yang sangat lembut dan
panjang. "Mas .... Sintia sungguh nikmat .... Mas jago deh ... Mas belum
keluar ya?" "Jangan pikirkan aku Sin .... yang penting Sintia bisa
menikmati kepuasan." Kemudian dengan lambat dia mulai memompa lagi. no
nokku menjadi sangat licin. Selama beberapa saat dia terus memompa
lambat2. "Aaaahhhhhh ... iya .. iya .... Mas .... Sintia mau lagi .. iya
... ahhhh".
Aku kembali memutar pantatku mengiringi irama pompaannya. Aku mulai mendesah2 penuh kenikmatan. Dia mencabut kon tolnya dari no nokku. Dia lalu berbaring telentang di sebelahku. "Kamu diatas Sin." Aku segera berjongkok diatas selangkangannya. Dia mengarahkan kepala kon tolnya ke no nokku. Aku kemudian duduk diatas tubuhnya dan bertumpu pada kedua lututku. Pantatku mulai bergerak maju mundur. "Ayo Sin ... kamu sekarang yang atur .. ohhh iya nikmat Sin." Aku semakin bersemangat memajumundurkan pantatku.
Kedua toketku berguncang indah dihadapannya. Secara reflek kedua tangannya meremas toketku. Tangan kuletakkan dibelakang pantatku sehingga tubuhku agak meliuk kebelakang membuat dadaku semakin membusung. "Ohhh Sin ... toketmu sexy sekali ... terus Sin ... ohhhh ... lebih keras Sin." "Aaaaahhhh Mas ... Sintia sudah mau sampai lagi ... ahhhhh ahhhhhh Mas" "Ayo Sin .... terus Sin ... cepat .... ohhhhh iya .. iya Sin ... no nokmu enak sekali." "Mas .. ahhhh ... Sintia nggak tahan ... puasin Sintia lagi mas .. ahhhh." Gerakan pantat ku semakin cepat dan semakin cepat. Dia merasa kon tolnya tergesek2 dinding no nokku yang sempit dan licin itu. Dengan sekuat tenaga dia mencoba menahan agar dia tidak ngecret tapi pertahanannya semakin rapuh. "Sin ... oooohhhh Sin .... aku nggak tahan ... ohhh Sin .... enak ..enak."
"Ahhhh ... ayo .. Mas ..... Sintia juga udah nggak tahan ... sekarang mas ..ahhh sekarang." Tepat pada detik itu bendungannya ambrol tak mampu menahan terjangan pejunya yang menyemprot kuat.
"Oooooooohhhhhhh Sin ..... crooots crooots croots" "Aaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhh Mas .... ahhhhhhhhhhh .." Kami mencapai puncak kenikmatan bersama. kon tolnya terasa hangat dino nokku. Aku masih duduk diatasnya tapi sudah kaku tak bergerak. no nok kuhunjamkan dalam melahap seluruh batang kon tolnya. "Oooohhh Sin .... nikmat sekali .. makasih Sin .. kamu pinter membuat aku puas." Dia menggapai tubuh ku dan ditarik menelungkup diatas tubuhnya. Toketku yang masih keras menghimpit dadanya.
Dia menciumi seluruh wajahku yang ditetesi keringat. "Mas ... ahhhhh ... Sintia sungguh puas Mas ... " Kemudian kami berbaring sambil berpelukan. Badan kami mulai terasa penat tapi bathin kami sangat puas.
Aku kembali memutar pantatku mengiringi irama pompaannya. Aku mulai mendesah2 penuh kenikmatan. Dia mencabut kon tolnya dari no nokku. Dia lalu berbaring telentang di sebelahku. "Kamu diatas Sin." Aku segera berjongkok diatas selangkangannya. Dia mengarahkan kepala kon tolnya ke no nokku. Aku kemudian duduk diatas tubuhnya dan bertumpu pada kedua lututku. Pantatku mulai bergerak maju mundur. "Ayo Sin ... kamu sekarang yang atur .. ohhh iya nikmat Sin." Aku semakin bersemangat memajumundurkan pantatku.
Kedua toketku berguncang indah dihadapannya. Secara reflek kedua tangannya meremas toketku. Tangan kuletakkan dibelakang pantatku sehingga tubuhku agak meliuk kebelakang membuat dadaku semakin membusung. "Ohhh Sin ... toketmu sexy sekali ... terus Sin ... ohhhh ... lebih keras Sin." "Aaaaahhhh Mas ... Sintia sudah mau sampai lagi ... ahhhhh ahhhhhh Mas" "Ayo Sin .... terus Sin ... cepat .... ohhhhh iya .. iya Sin ... no nokmu enak sekali." "Mas .. ahhhh ... Sintia nggak tahan ... puasin Sintia lagi mas .. ahhhh." Gerakan pantat ku semakin cepat dan semakin cepat. Dia merasa kon tolnya tergesek2 dinding no nokku yang sempit dan licin itu. Dengan sekuat tenaga dia mencoba menahan agar dia tidak ngecret tapi pertahanannya semakin rapuh. "Sin ... oooohhhh Sin .... aku nggak tahan ... ohhh Sin .... enak ..enak."
"Ahhhh ... ayo .. Mas ..... Sintia juga udah nggak tahan ... sekarang mas ..ahhh sekarang." Tepat pada detik itu bendungannya ambrol tak mampu menahan terjangan pejunya yang menyemprot kuat.
"Oooooooohhhhhhh Sin ..... crooots crooots croots" "Aaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhh Mas .... ahhhhhhhhhhh .." Kami mencapai puncak kenikmatan bersama. kon tolnya terasa hangat dino nokku. Aku masih duduk diatasnya tapi sudah kaku tak bergerak. no nok kuhunjamkan dalam melahap seluruh batang kon tolnya. "Oooohhh Sin .... nikmat sekali .. makasih Sin .. kamu pinter membuat aku puas." Dia menggapai tubuh ku dan ditarik menelungkup diatas tubuhnya. Toketku yang masih keras menghimpit dadanya.
Dia menciumi seluruh wajahku yang ditetesi keringat. "Mas ... ahhhhh ... Sintia sungguh puas Mas ... " Kemudian kami berbaring sambil berpelukan. Badan kami mulai terasa penat tapi bathin kami sangat puas.
Hari sudah beranjak malam. "Mas Sintia laper". "Ya udah, kita mandi
dulu, terus baru cari makan malem". Dikamar mandi, kita saling
menyabuni. kon tolnya ngaceng lagi, kukocok2 kon tolnya pelan2. "Mas kon
tolnya besar banget sih". Aku mulai berani bicara vulgar kepadanya,
sudah tidak sungkan lagi. Selesai mandi, aku memakai kaos oblong merah
dengan celana gombrang khaki. Kemudian aku pergi dengannya ke warung
didepan komplex untuk cari makan malam. Selesai makan malam, kita
kembali kerumah lagi.
Aku memutar film biru yang baru dipinjam suamiku. Suamiku memang hobi nonton film begituan. Dengan 2 bantal besar diatas karpet tebal kami berdua duduk berdampingan sambil nonton film. Permainan panas di film itu membuat aku mulai bergerak menempel kebadannya dan kemudian rebah diatas pahanya. Dia mengulum bibirku dengan lembut sambil tangannya mulai bergerak dengan sentuhan halus ke toketku yang tanpa bra itu. Aku menggelinjang saat dia mulai agresif memainkan pentilku. "Ayo mas..gesek lagi ya..!" pintaku bernafsu. Aku mencium dan menjilati jari-jarinya. Kemudian dia melepaskan tangannya dari ciumanku dan kembali meremas toketku dari balik kaosku. Dipilinnya pentilku secara bergantian.
Aku makin menggeliat karena napsuku sudah memuncak. Tangannya kutarik menjauh dari toketku. Kubawa ke arah perutku. Segera dia mengilik2 puserku sampai aku menggeliat kegelian, "Mas geli". Tangannya segera menyusup ke bawah dan menemukan karet celana gombrongku. Tangannya berusaha merayap terus ke bawah menyelip kedalam cdku sampai menyentuh jembutku. Jangkauannya kini maksimal, padahal target belum tercapai. Aku menaikkan badanku sedikit dan kini jari-jarinya bisa mencapai belahan no nokku. no nokku sudah basah, sehingga jari tengahnya dengan mudah menyusup ke dalam dan menemukan it ilku yang sudah mengeras. Dia lalu memainkan jari tengahnya. Pinggulku mengikuti irama sentuhan jari tengahnya.
Aku menggelinjang. "Mas, lepasin pakean Sintia, mas, semuanya", pintaku. Segera dia mengangkat kaosku keatas, aku mengangkat tanganku keatas untuk mempermudah dia membuka kaosku. Kemudian dia menarik celana gombrangku bersama cdku, aku mengangkat pantatku untuk mempermudah dia melepasnya. Setelah aku berbugil ria, segera diapun melepas semua yang menempel dibadannya.
Aku memutar film biru yang baru dipinjam suamiku. Suamiku memang hobi nonton film begituan. Dengan 2 bantal besar diatas karpet tebal kami berdua duduk berdampingan sambil nonton film. Permainan panas di film itu membuat aku mulai bergerak menempel kebadannya dan kemudian rebah diatas pahanya. Dia mengulum bibirku dengan lembut sambil tangannya mulai bergerak dengan sentuhan halus ke toketku yang tanpa bra itu. Aku menggelinjang saat dia mulai agresif memainkan pentilku. "Ayo mas..gesek lagi ya..!" pintaku bernafsu. Aku mencium dan menjilati jari-jarinya. Kemudian dia melepaskan tangannya dari ciumanku dan kembali meremas toketku dari balik kaosku. Dipilinnya pentilku secara bergantian.
Aku makin menggeliat karena napsuku sudah memuncak. Tangannya kutarik menjauh dari toketku. Kubawa ke arah perutku. Segera dia mengilik2 puserku sampai aku menggeliat kegelian, "Mas geli". Tangannya segera menyusup ke bawah dan menemukan karet celana gombrongku. Tangannya berusaha merayap terus ke bawah menyelip kedalam cdku sampai menyentuh jembutku. Jangkauannya kini maksimal, padahal target belum tercapai. Aku menaikkan badanku sedikit dan kini jari-jarinya bisa mencapai belahan no nokku. no nokku sudah basah, sehingga jari tengahnya dengan mudah menyusup ke dalam dan menemukan it ilku yang sudah mengeras. Dia lalu memainkan jari tengahnya. Pinggulku mengikuti irama sentuhan jari tengahnya.
Aku menggelinjang. "Mas, lepasin pakean Sintia, mas, semuanya", pintaku. Segera dia mengangkat kaosku keatas, aku mengangkat tanganku keatas untuk mempermudah dia membuka kaosku. Kemudian dia menarik celana gombrangku bersama cdku, aku mengangkat pantatku untuk mempermudah dia melepasnya. Setelah aku berbugil ria, segera diapun melepas semua yang menempel dibadannya.
Kontol besarnya sudah tegak dengan kerasnya. Dia berbaring dengan 2
bantal susun dipunggungnya. Aku menunduk mengulum kepala kon tolnya.
Hanya sebentar karena dia menyuruhku menduduki kon tolnya dengan posisi
membelakangi dia. Aku mulai bergerak pelan memaju-mundur pantatku untuk
menggesekkan no nokku ke kon tolnya. Tangannya dari belakang mulai
beraksi memijit-mijit toketku. Aku menjadi sangat liar, menggeliat
sambil tak henti-hentinya mendesah kenikmatan.
Gerakan dan sentakanku makin cepat dan keras sampai suatu saat kuundurkan pantatku agak kebelakang dan kon tolnya lepas dari jepitan bibir no nokku. kon tolnya yang agak terangkat sudah berhadapan dengan bibir no nokku yang basah itu dan....bleeessss..kepala dan separuh kon tolnya yang tegang keras itu amblas kedalam no nokku. "Maas", seruku. "Kenapa Sin, sakit", tanyanya. Aku hanya menggelengkan kepala, bukannya sakit tapi nikmat banget. Sesek rasanya no nokku kemasukan kon tolnya yang besar banget itu. no nokku berdenyut mencengkeram kon tolnya, giliran dia yang mendesis, "Sin, nikmat banget no nokmu, bisa ngemut kon tolku". Dia membalikkan badanku dan sehingga aku terlentang diatas karpet. Dia menundukkan mukanya dan mengulum bibirku sambil menggeser badannya keatas.
Gerakan dan sentakanku makin cepat dan keras sampai suatu saat kuundurkan pantatku agak kebelakang dan kon tolnya lepas dari jepitan bibir no nokku. kon tolnya yang agak terangkat sudah berhadapan dengan bibir no nokku yang basah itu dan....bleeessss..kepala dan separuh kon tolnya yang tegang keras itu amblas kedalam no nokku. "Maas", seruku. "Kenapa Sin, sakit", tanyanya. Aku hanya menggelengkan kepala, bukannya sakit tapi nikmat banget. Sesek rasanya no nokku kemasukan kon tolnya yang besar banget itu. no nokku berdenyut mencengkeram kon tolnya, giliran dia yang mendesis, "Sin, nikmat banget no nokmu, bisa ngemut kon tolku". Dia membalikkan badanku dan sehingga aku terlentang diatas karpet. Dia menundukkan mukanya dan mengulum bibirku sambil menggeser badannya keatas.
Dengan pelan ditusukkannya kon tolnya keno nokku. Diteruskannya
dorongannya dan kepala kon tolnya mulai memaksa menerobos masuk keliang
no nokku. "Ouuhh.." kembali aku melenguh. Dikocoknya kon tolnya pelan
sehingga kian dalam memasuki no nokku. Pelan tapi pasti dan akhirnya
kurasakan seluruh no nokku penuh terisi kon tolnya. no nokku yang sudah
basah itu masih terasa sempit buatnya, "Sin, sudah basah gini masih
sempit aja no nokmu, nikmat banget deh, mana terasa banget empotannya.
Terus diempot ya Sin". Dihunjamkannya lagi kon tolnya, walau terasa
sangat sesak tapi nikmat, "Ooohhh..."
Aku mulai menggeliat, kaki kuangkat, melingkar kepahanya sementara kepalaku terangkat, mendongak kebelakang dengan mataku membelalak. Tangannya bereaksi cepat, toketku diremas pelan sembari pentilnya dipijit, membuat aku makin menggila, berdesah panjang kenikmatan, "uhhh, peluk Sintia mas". Dirapatkannya badannya kebadanku dan aku merangkul ketat punggungnya. Goyangan pantatnya turun naik makin cepat sehingga bersuara "plook..ploook" karena begitu banyak cairan yang mengalir dari no nokku.
Aku mulai menggeliat, kaki kuangkat, melingkar kepahanya sementara kepalaku terangkat, mendongak kebelakang dengan mataku membelalak. Tangannya bereaksi cepat, toketku diremas pelan sembari pentilnya dipijit, membuat aku makin menggila, berdesah panjang kenikmatan, "uhhh, peluk Sintia mas". Dirapatkannya badannya kebadanku dan aku merangkul ketat punggungnya. Goyangan pantatnya turun naik makin cepat sehingga bersuara "plook..ploook" karena begitu banyak cairan yang mengalir dari no nokku.
Dia kemudian mengganti posisi. Aku disuruh nungging pada sandaran sofa
dengan posisi pantat sedikit terangkat, kaki mengangkang. Digesekkannya
kepala kon tolnya ke bibir no noknya beberapa saat, baru dihunjamkannya
pelan. Doggy Style ! "Maas", erangku ketika kepala kon tolnya mulai
menekan dan menerobos masuk ke liang no nokku. Baru setengah kon tolnya
masuk, "Aaauuhhh...." mataku terbelalak saking nikmatnya. Kemudian dia
mulai mengocok kon tolnya keluar masuk no nokku. Aku kembali
mengelinjang, menahan enjotan pantatnya.
Terasa kon tolnya makin keras dan kepalanya makin membesar karena gesekan di dinding no nokku. "Ooohhh..oooohhhh" gumamku, karena dia mempercepat enjotannya. Tiba-tiba dia menahan gerakan pantatnya, ditariknya keluar sehingga hanya sebagian kon tolnya yang masih terbenam lalu disentakkannya cepat dengan gerakan pendek, kemudian ditekannya rapat kepantatku hingga semua kon tolnya tertanam dalam no nokku, lalu dibuatnya gerakan memutar. Otomatis kepala kon tolnya berputar bak bor mengesek ketat dinding no nokku. "Uuaahhh....terus mas...enaaakkk!" desahku. Tidak puas hanya menikmati putaran "bor" nya, aku ikut mengenjot keras pantatku ke belakang dan... "uuhhh..uuuhhh"
kami berdua sama-sama mengerang nikmat. Selang lebih dari 20 menit kami berpacu dengan posisi demikian, aku makin keblingsatan dengan erangan-erangan tak keruan. Dia tahu kalau aku sudah akan nyampe.
Terasa kon tolnya makin keras dan kepalanya makin membesar karena gesekan di dinding no nokku. "Ooohhh..oooohhhh" gumamku, karena dia mempercepat enjotannya. Tiba-tiba dia menahan gerakan pantatnya, ditariknya keluar sehingga hanya sebagian kon tolnya yang masih terbenam lalu disentakkannya cepat dengan gerakan pendek, kemudian ditekannya rapat kepantatku hingga semua kon tolnya tertanam dalam no nokku, lalu dibuatnya gerakan memutar. Otomatis kepala kon tolnya berputar bak bor mengesek ketat dinding no nokku. "Uuaahhh....terus mas...enaaakkk!" desahku. Tidak puas hanya menikmati putaran "bor" nya, aku ikut mengenjot keras pantatku ke belakang dan... "uuhhh..uuuhhh"
kami berdua sama-sama mengerang nikmat. Selang lebih dari 20 menit kami berpacu dengan posisi demikian, aku makin keblingsatan dengan erangan-erangan tak keruan. Dia tahu kalau aku sudah akan nyampe.
Aku ditelantangkan diatas sofa dengan kaki kiri menjuntai lantai dan
kaki kanan bergantung pada sandaran sofa. Paha ku terbuka lebar dan
bibir no nok ku sedikit membuka setelah disodok kon tolnya sejak tadi.
Kini dia mulai membungkuk diatas badanku dan dengan tangan kiri menopang
badannya, tangan kanannya menuntun kon tolnya kearah bibir no nokku.
"Ayo..masukin mas..!" pintaku. Kepala kon tolnya mulai menghunjam.
"Aaahhhh..!" erangku saat seluruh kon tolnya disodok masuk dan mulai
dikocok turun naik langsung dengan frekuensi tinggi dan cepat.
"Ah..ah..ah..ah." aku tiada hentinya melenguh, badanku menggeliat dengan
kepala sebentar naik sebentar turun menahan geli dan nikmat yang amat
sangat.
Dia terus mengocok dengan kecepatan tinggi dan menggila. Kenikmatanku sudah memuncak. "Auuuh..m..m.." tanganku melingkar ketat dipunggungnya dengan paha dan kakiku ikut membelitnya. "Tahan dikit Sin..!" bisiknya dikupingku sambil mempercepat sodokannya. "Aaaahhhhhhh..!" aku menjerit panjang, kukuku serasa menembus kulit punggungnya, mengiringi puncak kenikmatanku. Berbarengan dengan lenguhan panjang, dia menyodok keras kon tolnya ke no nokku diimbangi dengan goyangan kencang pantatku yang berusaha mengapung keatas, .
Otot-otot bibir no nokku serasa berdenyut-denyut seperti meremas-remas kon tolnya. Crreeeettt...pejunya ngecret didalem no nokku, hangat, membuat aku merem melek sejenak. Kami berdua sama-sama nyampe. "Oh Sin, puas sekali ngen tot denganmu..!" desahnya. Kami masih berpelukan sebentar dengan kon tolnya masih terbenam di no nokku, berciuman.
Dia terus mengocok dengan kecepatan tinggi dan menggila. Kenikmatanku sudah memuncak. "Auuuh..m..m.." tanganku melingkar ketat dipunggungnya dengan paha dan kakiku ikut membelitnya. "Tahan dikit Sin..!" bisiknya dikupingku sambil mempercepat sodokannya. "Aaaahhhhhhh..!" aku menjerit panjang, kukuku serasa menembus kulit punggungnya, mengiringi puncak kenikmatanku. Berbarengan dengan lenguhan panjang, dia menyodok keras kon tolnya ke no nokku diimbangi dengan goyangan kencang pantatku yang berusaha mengapung keatas, .
Otot-otot bibir no nokku serasa berdenyut-denyut seperti meremas-remas kon tolnya. Crreeeettt...pejunya ngecret didalem no nokku, hangat, membuat aku merem melek sejenak. Kami berdua sama-sama nyampe. "Oh Sin, puas sekali ngen tot denganmu..!" desahnya. Kami masih berpelukan sebentar dengan kon tolnya masih terbenam di no nokku, berciuman.