“Saya punya senjata. Jangan berisik. Kamu punya satu menit,
beri saya uang,” tulis gadis Arab Saudi ketika menggertak kasir bank di
Minnesota.
Perampokan dengan gertakan, tanpa ada senjata
yang menyalak, itu dilakukan oleh seorang gadis Saudi yang tinggal di
Amerika Serikat bersama ibunya. Ranya al-Huthaili, mahasiswa berusia 23
tahun yang mendapat beasiswa di Hamline University di Minnesota dari
pemerintah Saudi ini, setidaknya berhasil melakukan perampokan lima bank
di negara bagian Wisconsin dan Minnesota selama empat pekan pada 2013.
Perbuatannya
tergolong naf. “Ini sesuangguhnya naif, berkat didikan orang tua di
Saudi yang mengharuskan ia patuh,” tulis Daniel Scott, pengacara Ranya
al-Huthaili, yang transkripnya diterima Al Arabiya News, Senin (26/5/2014).
Ranya
dijatuhi hukuman tiga setengah tahun penjara karena merampok lima bank.
Dalam persidangan, Ranya menyatakan betapa malunya ia melakukan
kejahatan yang menyebabkan dirinya meringkuk di hotel prodeo.
Ranya
lahir di Saudi dari latar belakang kelurga baik-baik dan pindah ke AS
ketika usianya menginjak 17 tahun. Ia hidup nyaman di Minnesota sampai
tamat dari Roseville High School.
Ia mendapat beasiswa dari
sebesar US$ 1.000 dari pemerintah Saudi untuk membantu biaya kuliah di
Hamline University di Saint Paul, Minnesota. Ia berstatus mahasiswa
senior saat ditangkap polisi. Keluarga dan kelompok besar pendukungnya
hadir dalam persidangan Rabu pekan lalu.
Ibu Ranya sampai terkejut
puterinya yang manis itu ternyata melakukan perampokan bank dan tak
memercayai apa yang dilakukannya. Toh dia tak butuh uang, mengapa harus
merampok.
“Saya tahu apa yang saya lalukan benar-benar jahat. Apa
yang saya lakukan tak dapat diterima. Saya pantas dihukum karena
perbuatan saya, “ kata Ranya dalam persidangan. “Saya sangat malu dan
menjijikkan atas kesalahan yang saya lakukan,” kata Ranya.
Ranya
dinyatakan bersalah atas perampokan Dairy State Bank di Menomonie,
negara bagian Wisconsin, pada 9 September 2013, juga bank lain di
Wisconsin serta tiga bank di Minnesota.
Laporan menunjukkan, ia
melakukan perampokan demi pacarnya yang kabarnya harus membayar biaya
pengobatan penyakit kanker yang dideritanya. Thomas Rubino, si pacar,
punya utang ke kelompok Mafia setempat.
Catatan pengadilan
mengungkap setimen Ranya bahwa Rubino tak pernah menyuruhnya merampok
bank, tapi tanpa sepengetahuannya ternyata Ranya merampok bank.
Ibu
Ranya hidup di AS selayaknya warga Amerika biasa, meluangkan banyak
waktu bersama Ranya, tapi tak menunjukkan cara bergaul dengan orang lain
dalam cara Amerika.
Ketika merampok Dairy State Bank, ia ngeloyor
membawa uang jarahannya dari kasir sebesar US$ 2.350 dalam uang kontan
pecahan 20 dolar. Tapi duit itu ditandai. Ketika ia membeli laptop di
Apple Store di kotanya. Ia ditahan di lapangan parkir. Ia juga membeli
wig dan kacamata gelap, yang diduga polisi bakal dipakai dalam
perampokan berikut. Astagfirullah, Ranya.